ada titisan embun malam seolah-olah keringat di dahi wajah pucat itu..langkahnya sepi seirama dan senada dengupan jiwa kosongnya.. melalui liku-liku gelap malam dia terus menjejak keluar dari rumah itu...ada duka..
dirasakan getar sayu nafasnya turun naik..perit dadanya ketika itu menahan derita..tertumpah rindu pada sesuatu..donggakkan ke langit memberhentikan langkah..terus mengecil mata membesarkan dada melihat sinar..kelam..kalabu..dingin..mengertikah engkau wahai rembulanku..
aku cemburu akan engkau wahai rembulan.. kala langit membisu.. kala udara menyepi..kau tetap ada sinarmu.. walapun kelap..kau tetap ada.. ah..tidak..kau juga sepertiku.. tidak punya apa.. menumpang pada cahaya si merah jingga..kau menyiniskan diri dengan sinar bukan engkau yang punya...hipokrit engkau! sungguh... tunduklah engkau pada si merah jingga...wahai langit..kau kelam kan dia..kerna dia tidak layak untuk menerima sinar indah itu.. kaburkan dia wahai langit ku..
ada titisan dingin meraba di pipi merah itu.. disapu dengan jari-jari mulus.. kecil sungguh hati ini..kerna si rembulan engkau kembali menyembah pipi ku wahai air mata...
terus si gadis berjalan..membahagiakan jiwanya dengan lapang-lapang kesibukkan kota.. mindanya tetap kosong..melangkah longlai sperti ingin menhabiskan sisa hidup dalam tidurnya...dilihatnya ada susuk tubuh.. ada berdua..ada bertiga.. berlima pun ada.. namun dia..meraba lenggan..hanya tanggan nya terasa..dia keseorangan...
nafasnya terhenti seketika..dihembusnya kembali sedia bermula.. terus cuba melangkah..ahhhhh!...binggit.. sialan si pondan celaka memanggilnya.. tidak kah si jahanam itu tau.. siapa aku? sial... jelik mata ku melihat diri nya.. sungguh indah azali mu namun tertunduk berlumpur dengan corenggan dan contenggan kasar jari jemari jantanmu...
gadis terus meniti kota.. mencari apa dihajati..membawa semua lara di hati..dia kini tiba di sini.. ada suara yang memanggil amat membingintkan telingga...namun ada senyum di wajah nya..ya..mungkin di sini akan ku luah kan semua..bau jijik najis.. bau asap dosa..semuanya ada..terkesima..si gadis terus melangkah..ini bukan kali pertama..bukan juga kedua..tapi ada detik merasakan itu bukan jawapannya..gadis berhenti....
No comments:
Post a Comment